JAKARTA - Ketika hidung si kecil mampat dan sulit bernapas, orang tua pasti kebingungan. Tak jarang, ada orang tua yang nekat mengisap ingus bayi agar ia bisa bernapas lebih leha. Dianjurkankah cara seperti itu?
"Tidak dianjurkan mengisap ingus menggunakan mulut karena berisiko terkena penyakit," tegas dr Meta Hanindita yang tengah mengambil pendidikan dokter spesialis anak di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair)/RSUD DR Soetomo, Surabaya saat dihubungi, Sabtu (3/1/2015).
Dikatakan dr Meta, pada saat bayi pilek dan ingus sulit keluar, orang tua bisa meneteskan cairan saline ke dalam hidung supaya ingus lebih gampang keluar. Atau, bisa juga dengan membalurkan balsem pelega pernapasan.
Jika memungkinkan, terapi uap juga bisa dibuat sendiri oleh orang tua di rumah. Misalnya saja dengan meneteskan saline ke dalam mangkuk berisi air hangat supaya beruap. Sehingga, uap air tersebut bisa dihirup oleh anak, seperti dilansir detik.com.
Senada dengan dr Meta, dr Melisa Anggraeni, MBiomed, SpA menuturkan untuk meredakan batuk dan pilek pada bayi, penguapan bisa dilakukan. Sebab, pada dasarnya bayi belum mempunyai refleks yang sempurna, salah satunya refleks batuk.
Oleh karena itu, perlu dibantu dengan uap atau penguapan untuk mengobatinya. Saat didera batuk atau pilek, dikatakan dr Melisa akan ada lendir yang banyak dan kental menumpuk dan menyumbat saluran pernapasan bayi.
"Metode uap membantu mengencerkan lendir tersebut pada saluran pernapasan bayi. Efeknya, bayi akan muntah. Muntahan ini berupa lendir yang telah diencerkan melalui penguapan tadi," sambung dr Melisa. (*)
"Tidak dianjurkan mengisap ingus menggunakan mulut karena berisiko terkena penyakit," tegas dr Meta Hanindita yang tengah mengambil pendidikan dokter spesialis anak di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair)/RSUD DR Soetomo, Surabaya saat dihubungi, Sabtu (3/1/2015).
Dikatakan dr Meta, pada saat bayi pilek dan ingus sulit keluar, orang tua bisa meneteskan cairan saline ke dalam hidung supaya ingus lebih gampang keluar. Atau, bisa juga dengan membalurkan balsem pelega pernapasan.
Jika memungkinkan, terapi uap juga bisa dibuat sendiri oleh orang tua di rumah. Misalnya saja dengan meneteskan saline ke dalam mangkuk berisi air hangat supaya beruap. Sehingga, uap air tersebut bisa dihirup oleh anak, seperti dilansir detik.com.
Senada dengan dr Meta, dr Melisa Anggraeni, MBiomed, SpA menuturkan untuk meredakan batuk dan pilek pada bayi, penguapan bisa dilakukan. Sebab, pada dasarnya bayi belum mempunyai refleks yang sempurna, salah satunya refleks batuk.
Oleh karena itu, perlu dibantu dengan uap atau penguapan untuk mengobatinya. Saat didera batuk atau pilek, dikatakan dr Melisa akan ada lendir yang banyak dan kental menumpuk dan menyumbat saluran pernapasan bayi.
"Metode uap membantu mengencerkan lendir tersebut pada saluran pernapasan bayi. Efeknya, bayi akan muntah. Muntahan ini berupa lendir yang telah diencerkan melalui penguapan tadi," sambung dr Melisa. (*)