(ilustrasi/ist) |
SAYABANAK - Meskipun pendapat turun temurun para orangtua patut didengar, analisis baru dalam jurnal Pediatrics menegaskan, bahwa demam tinggi pada bayi tidak memiliki kaitan dengan tumbuh gigi.
Sebaliknya, demam kemungkinan menjadi tanda awal dari penyakit lain. Sehingga, orangtua dan dokter seharusnya tidak mengabaikan kondisi tersebut.
"Jika seorang anak mengalami demam yang sangat tinggi, terlihat sangat tidak nyaman, tidak mau makan atau minum apa pun selama seharian, ada baiknya orangtua lekas waspada," kata Dr Paul Casamassimo, direktur American Academy of Pediatric Dentistry's Pediatric Oral Health and Research and Policy Center, seperti dilansir Kompas, Kamis (25/2/2016).
Tak salah memang, bila banyak orangtua yang akhirnya menganggap demam sebagai bagian dari proses tumbuh gigi.
Beberapa penelitian pernah mengatakan kalau tumbuh gigi dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh pada bayi namun tidak lebih dari 38 derajat celsius. Jadi, bila suhu tubuh anak melebihi itu, orang tua tetap harus waspada.
Pada umumnya, demam merupakan gejala penyakit namun bukan hal yang kronis. Demam bisa datang dan pergi.
“Selain memberikan rasa nyaman, tugas orangtua adalah terus memantau kondisi anak, seperti memantau aktivitas, suhu tubuh, memastikan anak mendapat nutrisi cukup, serta mengonsumsi cairan agar anak tak dehidrasi. Sehingga, jangan menganggap demam adalah tanda awal tumbuh gigi dan dibiarkan begitu saja, " kata Casamassimo.
Walau begitu, analisis terbaru ini bukan ingin menyampingkan intuisi orang tua. Hanya saja, tanda-tanda yang jelas menandakan bahwa bayi akan tumbuh gigi ialah gusi bengkak, produksi air liur yang meningkat, dan mudah rewel.
Gejala tersebut umumnya tidak berlangsung lebih dari tiga hari, kata Casamassimo, walau banyak bayi yang mengalaminya lebih lama. Selain itu, tumbuh gigi kerap dikaitkan dengan nafsu makan menurun, masalah tidur, diare, ruam dan muntah. (*)