SAYANGANAK - Bayi biasanya baru bisa tidur jika sudah kenyang, entah itu karena makan atau minum susu. Orangtua seringkali tak peduli, yang penting si anak bisa tertidur lelap. Padahal sebuah studi baru menyatakan jangan sekali-kali membiasakan anak tertidur dalam keadaan masih menggigit dot atau botol susunya.
Hal ini karena studi itu menemukan bahwa bayi yang tertidur dalam keadaan masih menggigit botol susu formulanya berisiko mengalami obesitas hingga 30 persen ketika usia mereka menginjak dua tahun.
Ben Gibbs, seorang profesor sosiologi dari Brigham Young University, AS, mempelajari 8.000 ibu yang menyusui anaknya sendiri atau memberi susu formula pada bayi-bayi mereka sejak usianya masih sembilan bulan.
Namun ketika Gibbs mengevaluasi berat badan bayi-bayi partisipan ketika usianya mencapai 24 bulan, ia menemukan bahwa sebagian besar bayi yang diberi susu formula lebih cenderung menjadi obesitas, khususnya bayi yang tertidur dengan botol susu masih di dalam mulutnya.
Lagipula ibu yang memberi makan bayinya dengan susu formula dalam botol susu tampaknya cenderung memberi makan anaknya dengan porsi yang berlebihan dibandingkan dengan ibu yang menyusui anaknya sendiri.
"Hal ini dapat mendorong bayi-bayi yang diberi botol susu formula lebih kesulitan mengatur selera makannya di kemudian hari atau ketika mereka beranjak dewasa," tandas Gibbs seperti dilansir Daily Mail, Kamis (30/5/2013).
Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa bayi-bayi yang diberi makanan padat sebelumnya usianya genap empat tahun berpeluang lebih tinggi untuk mengalami obesitas.
"Dengan kata lain kebiasaan yang kita adopsi sejak dini pada bayi-bayi kita akan berpengaruh ke masa depannya," kata Gibbs kepada Today Moms.
Kendati begitu, Gibbs mengatakan bayi yang diberi botol susu tiap malam tidak melulu tumbuh menjadi kelebihan berat badan. Pasalnya faktor genetik dan kondisi biologis si bayi lebih besar pengaruhnya terhadap risiko obesitas si bayi, meski teknik yang digunakan orangtua untuk memberi susu anaknya juga memainkan peranan penting.
sumber
Hal ini karena studi itu menemukan bahwa bayi yang tertidur dalam keadaan masih menggigit botol susu formulanya berisiko mengalami obesitas hingga 30 persen ketika usia mereka menginjak dua tahun.
Ben Gibbs, seorang profesor sosiologi dari Brigham Young University, AS, mempelajari 8.000 ibu yang menyusui anaknya sendiri atau memberi susu formula pada bayi-bayi mereka sejak usianya masih sembilan bulan.
Namun ketika Gibbs mengevaluasi berat badan bayi-bayi partisipan ketika usianya mencapai 24 bulan, ia menemukan bahwa sebagian besar bayi yang diberi susu formula lebih cenderung menjadi obesitas, khususnya bayi yang tertidur dengan botol susu masih di dalam mulutnya.
Lagipula ibu yang memberi makan bayinya dengan susu formula dalam botol susu tampaknya cenderung memberi makan anaknya dengan porsi yang berlebihan dibandingkan dengan ibu yang menyusui anaknya sendiri.
"Hal ini dapat mendorong bayi-bayi yang diberi botol susu formula lebih kesulitan mengatur selera makannya di kemudian hari atau ketika mereka beranjak dewasa," tandas Gibbs seperti dilansir Daily Mail, Kamis (30/5/2013).
Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa bayi-bayi yang diberi makanan padat sebelumnya usianya genap empat tahun berpeluang lebih tinggi untuk mengalami obesitas.
"Dengan kata lain kebiasaan yang kita adopsi sejak dini pada bayi-bayi kita akan berpengaruh ke masa depannya," kata Gibbs kepada Today Moms.
Kendati begitu, Gibbs mengatakan bayi yang diberi botol susu tiap malam tidak melulu tumbuh menjadi kelebihan berat badan. Pasalnya faktor genetik dan kondisi biologis si bayi lebih besar pengaruhnya terhadap risiko obesitas si bayi, meski teknik yang digunakan orangtua untuk memberi susu anaknya juga memainkan peranan penting.
sumber