SAYABANAK - Para ilmuwan mengklaim bahwa membiarkan bayi menangis untuk tidur adalah cara terbaik untuk memastikan semua orang bisa beristirahat dengan baik di malam hari. Sebagian bayi akan mulai tidur lelap sepanjang malam ketika memasuki usia enam bulan. Namun, menurut studi yang dilakukan oleh psikolog Amerika, sepertiga jumlah bayi tetap akan terjaga lebih sering di malam hari, hingga mereka berusia balita.
Para peneliti ini melihat pola tidur 1.200 anak-anak yang baru lahir hingga berusia tiga tahun dan mendapati bahwa bayi yang suka terjaga malam hari kebanyakan adalah bayi lelaki. Mereka juga lebih suka disusui.
Riset yang dilakukan oleh Marsha Weinraub, profesor psikologi di Temple University di Philadelphia, menyimpulkan bahwa bayi seharusnya dibiarkan tidur sendiri, meskipun itu berarti mereka akan menangis sebentar.
"Hal tersebut akan bermanfaat untuk bayi karena mereka belajar untuk menenangkan diri sendiri. Bisa membuat dirinya nyaman untuk tidur sekaligus memberikan kesempatan orang tuanya untuk mengambil napas," ucap Weinraub.
"Saran terbaik adalah menempatkan bayi di tempat tidur pada jam tertentu setiap malam, biarkan mereka tertidur sendiri dan hindari untuk merespons secepatnya. Ketika ibu selalu berusaha membantu saat terjaga malam hari atau bayi tersebut tertidur saat disusui, mereka tidak belajar untuk menenangkan diri sendiri, sesuatu yang kritis untuk tidur reguler," ujar Weinraub seperti dikutip situs Telegraph edisi 3 Januari 2013.
Menulis dalam jurnal Developmental Psychology, Weinraub dan rekan-rekannya mengatakan bahwa mereka menemukan para ibu bayi yang terus terjaga cenderung mengalami depresi. Para bayi pun lebih cenderung menjadi mudah marah. Namun, ia mengakui bahwa riset tersebut tidak meneliti mengenai sebab-akibatnya. Mereka meneliti apakah teknik para ibu yang menyebabkan kurang nyenyak tidur atau depresi tersebut sudah ada, yang artinya para ibu tak bisa membiarkan anak mereka menangis?