Bayi yang lahir di pesawat Merpati. (dok. Merpati) |
JAKARTA - Setelah bertahan sekitar 29 jam, bayi prematur yang lahir di pesawat Merpati MZ 845, pada Ahad (6/1) pukul 18.40 WITA itu, meninggal dunia. Pihak RSIA Chaterina Booth yang merawat ibu dan bayi tersebut membenarkan kabar meninggalnya bayi perempuan pasangan Harmani dan Rudy Hamzah tersebut.
Menurut Rahma, petugas RSIA Chaterina Booth, bayi tersebut meninggal dunia pukul 22.30 WITA, Senin (7/1) malam. ''Bayinya sudah dibawa pulang ke Bantimurung,'' ujarnya saat dihubungi, Selasa (8/1/2013).
Dokter yang sempat menangani bayi tersebut, Robert Taurant mengatakan, kondisi tubuh bayi terus menurun akibat hipotermia. Selain itu, dengan bayi yang lahir prematur, susah diprediksi kondisinya.
''Kondisi bayi prematur itu high risk. Beratnya 1,8 lalu suhu tubuhnya kisaran 34 derajat Celcius,'' kata Robert.
Standar WHO, menurut Robert, bayi lahir prematur kondisinya baru bisa dinyatakan aman setelah melewati masa dua pekan. Seperti diberitakan sebelumnya, bayi perempuan tersebut, lahir di atas pesawat Merpati rute Timika-Makassar-Jakarta. Selang 15 menit mengudara, Harmani, ibu bayi tersebut merasakan mulas di perutnya dan akhirnya melahirkan di ketinggian 32 ribu kaki.
Setelah tiba di BAndara Hasanudiin Makassar, keluarga ini langsung dijemput ambilans dan dibawa ke RSIA Chaterina Booth. Bayi tersebut langsung dimasukkan ke inkubator sedangkan ibunya dalam kondisi sehat. Proses persalinan dibantu empat pramugari Merpati dan seorang penumpang pesawat yang merupakan siswa perawat.
Rudi Hamzah, ayah bayi tersebut saat dihubungi mengaku sangat sedih. ''Baru beberapa jam kasihan, dia meninggal ,'' ujarnya dalam pesan singkat.
Rudi mengatakan, setelah dinyatakan meninggal, anak dan istrinya langsung meninggalkan RSIB Chaterina Booth menuju rumah keluarga mereka di Kecamatan Bantimurung, Maros. Bayi yang diberi nama Annisa Laila Juwita Sari Merpati itu, telah dimakamkan pagi tadi di pemakaman Islam Bantimurung.
Harmani melahirkan secara prematur bayi perempuan di atas pesawat Merpati yang terbang dari Timika ke Makassar, Minggu (6/1/2013). Saat itu usia kehamilan Harmani memasuki 31 pekan atau tujuh bulan.
Persalinan bayi tersebut dibantu kru dan seorang mahasiswi keperawatan yang menjadi penumpang pesawat tersebut. Saat itu pesawat terbang di ketinggian 32 ribu kaki.
"Persalinan kemudian berlangsung lancar sekira 15 menit. Bayi perempuan itu lahir dengan selamat sekira pukul 18.40 WIT," ujar Sherly Juwita, seorang pramugari Merpati yang membantu proses persalinan Harmani.