Menu Atas

Iklan

iklan

Bayi Lahir Prematur di Pesawat Merpati

Admin
Senin, 07 Januari 2013 | 19.36.00 WIB Last Updated 2013-01-07T12:36:49Z

SAYABANAK - Sebuah kejadian menegangkan sekaligus mengharukan terjadi di penerbangan pesawat Merpati Airlines dengan nomor penerbangan MZ 845 pada Minggu (6/1/2013) tujuan Timika-Makassar kemarin. Salah seorang penumpang, Harmani (33) melahirkan bayi prematur dengan selamat dalam usia kandungan 7 bulan.

Atas kelahiran bayi tersebut, Direktur Operasional Merpati Airlines, Capten Asep Ekanugraha menyampaikan penghargaan kepada kru Merpati yang ikut membantu persalinan bayi prematur tersebut.

"Saya mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Crew Active MZ 845, khususnya FA active atas best effort dan keberhasilan dalam penanganan persalinan dalam penerbangan," kata Asep Eka Nugraha, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (7/1/2013).

"Good crew coordination. I am proud of you," imbuh Asep.

Dalam penerbangan tersebut, bertindak sebagai pilot Capt Firman Hutapea dan copilot Capt Muhammad Yasin. Sementara pramugari terdiri dari empat orang yakni Sherly Juwita, Rahmasari, Musyawarotul dan Anisah Abdullah.

Sementara, Harmani, ibu yang melahirkan bayi prematur tersebut beralamat di Bantimurung, Manuruki KM.5 Maros, Sulsel.

Dibantu Pramugari
Pengalaman menegangkan dirasakan oleh pramugari maskapai Merpati bernama Sherly Juwita. Selama 17 tahun menjadi pramugari baru kali ini ia memberikan pertolongan kelahiran bayi prematur. Itu terjadi di dalam pesawat saat mengudara pada Minggu (6/1/2013).

Di sebuah penerbangan rute Timika menuju Makassar, seorang ibu hamil bernama Harmani merasakan kesakitan setelah 15 menit lepas landas. Wanita berusia 33 tahun itu pun menyebut akan melahirkan karena perutnya sakit. Akhirnya disiapkan semua peralatan medis darurat dan meminta seluruh penumpang berdoa agar persalinan lancar.

"Dengan bantuan kru, saya langsung melakukan proses lahiran," ungkap Sherly. "Saya teriak ke ibu 'copot celananya bu!' Lalu tak berapa lama sudah terlihat kepala bayi. Lalu saya tahan kepalanya sampai keluar bayi itu."

Sherly bersama pramugari yang lain, Rahmasari dan Anisah, serta Ani seorang penumpang yang juga calon perawat bahu membahu membantu proses persalinan. Sherly mengaku prosesnya berlangsung sekitar 15 menit dan ibu beserta bayinya dalam keadaan sehat. Namun pekerjaan mereka tidak selesai di situ karena bayi dilahirkan prematur dan tidak ada inkubator.

Bayi perempuan itu lahir prematur 7 bulan sehingga harus dikondisikan hangat secara darurat. Akhirnya ia dibungkus dengan selimut tebal serta beberapa kantor air hangat yang diletakkan di bagian punggung. Sherly mengaku beruntung sempat dibekali ilmu proses persalinan di atas pesawat saat pelatihan.

"Perjalanan masih 2 jam ke Makassar. Kita azankan bayi itu, kemudian kita beri oksigen, tidak kita tempelkan, tapi hanya di sekitar bayi," tutur Sherly. "Saya terus berusaha membuat bayi itu nangis, yang penting bayi tetap terbangun. Alhamdulillah sepanjang perjalanan sang bayi menangis terus."

"Itu pengalaman yang luar biasa bagi saya. Sampai sekarang saya masih deg-degan," lanjut pramugari berusia 36 tahun itu. "Saya bersyukur semua kru bekerjasama membantu sang ibu untuk melahirkan."
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bayi Lahir Prematur di Pesawat Merpati

Tag Terpopuler

Iklan

iklan