SAYANGANAK - Pola makan ibu hamil sangat menentukan kesehatan dan kecerdasan bayi di masa mendatang. Oleh karenanya, ibu hamil wajib memenuhi asupan yang sehat selama hamil, terlebih saat menjalankan ibadah puasa.
Salah satu hal yang menjadi perhatian saat ibu hamil berpuasa adalah berkurangnya asupan gizi karena berkurangnya waktu makan. Namun, hal itu bisa disiasati dengan pengaturan menu saat sahur dan setelah berbuka.
Menurut dokter Taufik Jamaan, SpOG, dari RS Bunda, Jakarta, asupan gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral, harus ada dalam menu makanan sehari-hari.
"Ketika hamil, sekitar 40 persen asupan makanan diperuntukkan untuk janin, sisanya untuk metabolisme ibu hamil," katanya dalam acara bertajuk "Puasa Keadaan Lapar yang Menyehatkan" yang digelar oleh PB-IDI, di Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Untuk lebih memahami pengaturan menu bagi bumil selama berpuasa, ikuti kiat berikut:
1. Kurangi karbohidrat sederhana
Karbohidrat, sederhana maupun kompleks, adalah sumber energi bagi tubuh. Karbohidrat sederhana, seperti yang terdapat nasi putih atau roti putih, lebih cepat diproses dan menjadi energi. Akibatnya gula darah cepat naik dan turun. Hal ini kurang baik bagi ibu hamil.
"Dikhawatirkan bumil merasa lemas ketika tengah hari. Lebih baik ketika sahur konsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi merah," kata Taufik.
Karbohidrat kompleks lebih lama diproses dalam tubuh sehingga pelepasan gula menjadi energi berlangsung perlahan. Kondisi ini lebih menjamin kebutuhan energi ibu sampai waktu berbuka tiba.
2. Perbanyak serat dan protein
Protein menjadi sumber energi, yang diolah terakhir setelah karbohidrat dan lemak. Hal ini dikarenakan protein lebih sulit diolah sehingga pelepasan energi berlangsung lebih lama. Asupan ini sesuai bagi bumil yang membutuhkan banyak cadangan energi.
"Apalagi gerak lambung (peristaltik) bumil berlangsung lebih lama sehingga sayur dan buah cocok sebagai sumber serat. Sementara itu, saat sahur perbanyak protein," kata Taufik.
3. Dua liter air sehari
Kekurangan cairan akan berdampak buruk bagi metabolisme bumil. "Kebutuhan cairan ibu lebih besar, yaitu 10-12 gelas air per hari. Mungkin setara 2 liter," kata Taufik.
Konsumsi cairan ini harus dibagi antara sahur, berbuka, dan makan malam. Taufik menekankan pentingnya mengonsumsi air putih dibanding teh atau kopi. Teh atau kopi berefek diuretik, yang menyebabkan ibu sering buang air kecil. Akibatnya ibu berisiko kekurangan cairan akibat seringnya cairan dibuang.
4. Konsumsi suplemen
Suplemen nutrisi terdiri atas berbagai vitamin dan mineral. Pada bumil beberapa zat gizi mikro yang dibutuhkan adalah asam folat, zat besi, dan kalsium. Ketiga zat terebut penting untuk pembentukan otak, saraf, dan tulang bayi.
Salah satu hal yang menjadi perhatian saat ibu hamil berpuasa adalah berkurangnya asupan gizi karena berkurangnya waktu makan. Namun, hal itu bisa disiasati dengan pengaturan menu saat sahur dan setelah berbuka.
Menurut dokter Taufik Jamaan, SpOG, dari RS Bunda, Jakarta, asupan gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral, harus ada dalam menu makanan sehari-hari.
"Ketika hamil, sekitar 40 persen asupan makanan diperuntukkan untuk janin, sisanya untuk metabolisme ibu hamil," katanya dalam acara bertajuk "Puasa Keadaan Lapar yang Menyehatkan" yang digelar oleh PB-IDI, di Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Untuk lebih memahami pengaturan menu bagi bumil selama berpuasa, ikuti kiat berikut:
1. Kurangi karbohidrat sederhana
Karbohidrat, sederhana maupun kompleks, adalah sumber energi bagi tubuh. Karbohidrat sederhana, seperti yang terdapat nasi putih atau roti putih, lebih cepat diproses dan menjadi energi. Akibatnya gula darah cepat naik dan turun. Hal ini kurang baik bagi ibu hamil.
"Dikhawatirkan bumil merasa lemas ketika tengah hari. Lebih baik ketika sahur konsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi merah," kata Taufik.
Karbohidrat kompleks lebih lama diproses dalam tubuh sehingga pelepasan gula menjadi energi berlangsung perlahan. Kondisi ini lebih menjamin kebutuhan energi ibu sampai waktu berbuka tiba.
2. Perbanyak serat dan protein
Protein menjadi sumber energi, yang diolah terakhir setelah karbohidrat dan lemak. Hal ini dikarenakan protein lebih sulit diolah sehingga pelepasan energi berlangsung lebih lama. Asupan ini sesuai bagi bumil yang membutuhkan banyak cadangan energi.
"Apalagi gerak lambung (peristaltik) bumil berlangsung lebih lama sehingga sayur dan buah cocok sebagai sumber serat. Sementara itu, saat sahur perbanyak protein," kata Taufik.
3. Dua liter air sehari
Kekurangan cairan akan berdampak buruk bagi metabolisme bumil. "Kebutuhan cairan ibu lebih besar, yaitu 10-12 gelas air per hari. Mungkin setara 2 liter," kata Taufik.
Konsumsi cairan ini harus dibagi antara sahur, berbuka, dan makan malam. Taufik menekankan pentingnya mengonsumsi air putih dibanding teh atau kopi. Teh atau kopi berefek diuretik, yang menyebabkan ibu sering buang air kecil. Akibatnya ibu berisiko kekurangan cairan akibat seringnya cairan dibuang.
4. Konsumsi suplemen
Suplemen nutrisi terdiri atas berbagai vitamin dan mineral. Pada bumil beberapa zat gizi mikro yang dibutuhkan adalah asam folat, zat besi, dan kalsium. Ketiga zat terebut penting untuk pembentukan otak, saraf, dan tulang bayi.