SAYABANAK - Menjadi orang tua berarti Anda menjadi contoh bagi anak. Oleh karena itu tuntutan untuk menjadi figur yang baik bagi anak tidak hanya ditunjukkan melalui sikap tetapi juga melalui perkataan Anda.
Anak dalam masa pertumbuhannya akan cepat menyerap dan memasukkan setiap kata yang dikeluarkan orangtuanya. Sehingga, perhatikanlah beberapa kalimat yang akan Anda sampaikan seperti yang dikutip pada Times of India, Kamis (2/5/2013).
1. "Kalau kamu... maka ibu/ayah akan memberimu... "
Biasanya dalam keadaan mendesak Anda akan mengatakan "Kalau kamu berperilaku baik, ibu/ayah akan memberikan..." beragam pilihan tentu akan disebutkan seperi waktu bermain ekstra, permen, coklat, atau mainan baru. Memberikan imbalan seperti ini adalah metode tertua dalam mengasuh anak, tetapi Psikiater dr Pervin Dadachanji ini dapat menjadi hal yang serius.
"Memberikan penawaran secara teratur pada anak akan membuat perilakunya tergantung pada stimulus eksternal. Jika anak mendapatkan imbalan dia akan bersikap baik," kata dr Pervin. Ini akan menyebabkan anak-anak tumbuh dengan otoritas dari orang dewasa. Anak-anak seperti ini akan menjadi anak yang melanggar lalu-lintas ketika tidak ada polisi.
Sebaliknya, jika Anda menawarkan permintaan sebaiknya Anda juga menawarkan rasa terimakasih yang tulus. Ucapkan terimakasih pada anak ketika anak membantu membawakan tas belanjaan.
Ini akan menjadi motivasi bagi mereka dan juga ini akan memberitahu mereka perilaku apa yang Anda harapkan dari mereka. "Katakan pada anak mengapa penting bagi mereka untuk tenang. Dan pastikan untuk mempertimbangan harapan Anda. Meminta anak 3 tahun untuk diam selama 1 jam tentu saja akan gagal," ungkapnya.
2. "Berhentilah menangis sekarang atau ...!"
Tanpa disadari kalimat ini merupakan kalimat yang mengancam anak dan membuatnya membayangkan hal-hal yang buruk. Kalimat ini mungkin akan membuatnya diam tetapi secara tidak langsung Anda mengajarkan anak bahwa menunjukkan kekuasaan adalah cara terbaik untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan.
dr Pervin pun menambahkan jika ancaman ini tidak ditindaklanjuti, anak akan belajar bahwa Anda hanya sekedar membual dan bisa jadi anak akan berhenti mendengarkan Anda sama sekali.
Hal yang tepat untuk dilakukan adalah jelaskan mengapa dan apa yang anak lakukan adalah hal yang tidak benar. "Misalkan, anak membuat kegaduhan, beritahukan pada anak bahwa hal itu mengganggu ketika Anda sedang berbicara di telepon," sarannya.
3. "Ibu/ayah berjanji..."
Terkadang sebagai orang tua sangat mudah untuk mengucapkan janji dan melupakannya karena dianggap remeh. Ada satu hal yang harus diingat oleh orang dewasa yaitu ketika orang dewasa melanggar janjinya, anak-anak tidak.
Gopika Kapur, penulis Spiritual Parenting, mengatakan bahwa jika orangtua terus membuat janji hanya untuk mengingkarinya, anak akan berhenti berharap apapun dari Anda. "Itu karena mereka ingin melindungi diri dari kekecewaan," katanya.
Sebaliknya, beritahu mereka bahwa Anda akan mencoba yang terbaik. Gopika menambahkan agar orangtua mencoba jujur jika tidak dapat menepati janji. "Itu bukanlah hal yang sulit dijelaskan. Katakan pada anak bahwa Anda memiliki pekerjaan yang penting dan ucapkan maaf serta buatlah janji yang baru," katanya. Hal ini akan mengajarkan pada anak untuk maju dan mengambil tanggung jawab atas sebuah kegagalan.
Nah, selain ketiga hal diatas mulailah untuk memberikan pujian kecil yang berarti. Pujian-pujian seperti "Ya, kamu berhasil memakai sepatu sendiri," atau "Hore, kamu berhasil melakukannya!".
Dengan pernyataan yang berfokus pada usaha anak dan bukan hasil, ini akan mengajarkan anak untuk menjadi lebih teliti ketika mencoba tugas tertentu yang menantang.
sumber
Anak dalam masa pertumbuhannya akan cepat menyerap dan memasukkan setiap kata yang dikeluarkan orangtuanya. Sehingga, perhatikanlah beberapa kalimat yang akan Anda sampaikan seperti yang dikutip pada Times of India, Kamis (2/5/2013).
1. "Kalau kamu... maka ibu/ayah akan memberimu... "
Biasanya dalam keadaan mendesak Anda akan mengatakan "Kalau kamu berperilaku baik, ibu/ayah akan memberikan..." beragam pilihan tentu akan disebutkan seperi waktu bermain ekstra, permen, coklat, atau mainan baru. Memberikan imbalan seperti ini adalah metode tertua dalam mengasuh anak, tetapi Psikiater dr Pervin Dadachanji ini dapat menjadi hal yang serius.
"Memberikan penawaran secara teratur pada anak akan membuat perilakunya tergantung pada stimulus eksternal. Jika anak mendapatkan imbalan dia akan bersikap baik," kata dr Pervin. Ini akan menyebabkan anak-anak tumbuh dengan otoritas dari orang dewasa. Anak-anak seperti ini akan menjadi anak yang melanggar lalu-lintas ketika tidak ada polisi.
Sebaliknya, jika Anda menawarkan permintaan sebaiknya Anda juga menawarkan rasa terimakasih yang tulus. Ucapkan terimakasih pada anak ketika anak membantu membawakan tas belanjaan.
Ini akan menjadi motivasi bagi mereka dan juga ini akan memberitahu mereka perilaku apa yang Anda harapkan dari mereka. "Katakan pada anak mengapa penting bagi mereka untuk tenang. Dan pastikan untuk mempertimbangan harapan Anda. Meminta anak 3 tahun untuk diam selama 1 jam tentu saja akan gagal," ungkapnya.
2. "Berhentilah menangis sekarang atau ...!"
Tanpa disadari kalimat ini merupakan kalimat yang mengancam anak dan membuatnya membayangkan hal-hal yang buruk. Kalimat ini mungkin akan membuatnya diam tetapi secara tidak langsung Anda mengajarkan anak bahwa menunjukkan kekuasaan adalah cara terbaik untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan.
dr Pervin pun menambahkan jika ancaman ini tidak ditindaklanjuti, anak akan belajar bahwa Anda hanya sekedar membual dan bisa jadi anak akan berhenti mendengarkan Anda sama sekali.
Hal yang tepat untuk dilakukan adalah jelaskan mengapa dan apa yang anak lakukan adalah hal yang tidak benar. "Misalkan, anak membuat kegaduhan, beritahukan pada anak bahwa hal itu mengganggu ketika Anda sedang berbicara di telepon," sarannya.
3. "Ibu/ayah berjanji..."
Terkadang sebagai orang tua sangat mudah untuk mengucapkan janji dan melupakannya karena dianggap remeh. Ada satu hal yang harus diingat oleh orang dewasa yaitu ketika orang dewasa melanggar janjinya, anak-anak tidak.
Gopika Kapur, penulis Spiritual Parenting, mengatakan bahwa jika orangtua terus membuat janji hanya untuk mengingkarinya, anak akan berhenti berharap apapun dari Anda. "Itu karena mereka ingin melindungi diri dari kekecewaan," katanya.
Sebaliknya, beritahu mereka bahwa Anda akan mencoba yang terbaik. Gopika menambahkan agar orangtua mencoba jujur jika tidak dapat menepati janji. "Itu bukanlah hal yang sulit dijelaskan. Katakan pada anak bahwa Anda memiliki pekerjaan yang penting dan ucapkan maaf serta buatlah janji yang baru," katanya. Hal ini akan mengajarkan pada anak untuk maju dan mengambil tanggung jawab atas sebuah kegagalan.
Nah, selain ketiga hal diatas mulailah untuk memberikan pujian kecil yang berarti. Pujian-pujian seperti "Ya, kamu berhasil memakai sepatu sendiri," atau "Hore, kamu berhasil melakukannya!".
Dengan pernyataan yang berfokus pada usaha anak dan bukan hasil, ini akan mengajarkan anak untuk menjadi lebih teliti ketika mencoba tugas tertentu yang menantang.
sumber