SAYABANAK - Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling banyak menyerang wanita di Indonesia selain kanker payudara. Kanker yang menyerang leher rahim ini juga merupakan kanker nomor 2 terbanyak yang menyerang wanita di dunia.
"Di dunia, 1 wanita meninggal karena kanker leher rahim setiap 2 menit. Di Indonesia, setiap 1 jam seorang wanita meninggal karena kanker serviks," kata dr Laila Nuranna, SpOG (K) Onk, dari Divisi Onkologi Ginekologi FKUI/RSCM, dalam acara talk show The 5th Annual Women’s Health Expo (WHE) 2013 Hotel Grand Sahid, Jl Sudirman, Jakarta, Minggu (10/3/2013).
Dr Laila menerangkan masyarakat Indonesia masih banyak yang belum 'ngeh' mengenai kanker yang satu ini. Mungkin karena dibingungkan oleh kanker rahim dan kanker ovarium yang letaknya sama-sama berada di organ reproduksi wanita. Padahal kesemua kanker ini memiliki karakteristik masing-masing.
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Pappiloma Virus (HPV). Virus ini sebagian besar menular lewat hubungan seksual, namun pada kasus yang jarang, bisa juga terinfeksi karena pola hidup yang kurang bersih. Gejalanya disertai keputihan, sedangkan kanker ovarium dan kanker rahim tidak.
"HPV ada bermacam jenis. HPV 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70 % kasus kanker serviks di dunia. Sedangkan HPV 6 dan 11 adalah penyebab utama kutil kelamin," terang dr Laila.
Untuk menangkal terjadinya kanker serviks, sejak tahun 2006 sudah ditemukan vaksin terhadap HPV penyebab kanker serviks, yaitu HPV 16 dan 18. Sedangkan vaksin untuk HPV jenis lainnya sedang dalam tahap penelitian. Vaksin ini hanya bekerja efektif jika tubuh belum terinfeksi virus.
Sayangnya, infeksi HPV seringkali tidak menimbulkan gejala dan baru menyebabkan kanker setelah 10 - 17 tahun kemudian. Ketika terdeteksi pun seringkali sudah memasuki stadium lanjut yang lebih sulit diobati. Oleh karena itu, pemberian vaksin idealnya dilakukan ketika wanita belum aktif secara seksual.
"Sampai usia 50 tahun, 8 dari 10 perempuan pernah terinfeksi HPV genital," ungkap dr Laila.
"Di dunia, 1 wanita meninggal karena kanker leher rahim setiap 2 menit. Di Indonesia, setiap 1 jam seorang wanita meninggal karena kanker serviks," kata dr Laila Nuranna, SpOG (K) Onk, dari Divisi Onkologi Ginekologi FKUI/RSCM, dalam acara talk show The 5th Annual Women’s Health Expo (WHE) 2013 Hotel Grand Sahid, Jl Sudirman, Jakarta, Minggu (10/3/2013).
Dr Laila menerangkan masyarakat Indonesia masih banyak yang belum 'ngeh' mengenai kanker yang satu ini. Mungkin karena dibingungkan oleh kanker rahim dan kanker ovarium yang letaknya sama-sama berada di organ reproduksi wanita. Padahal kesemua kanker ini memiliki karakteristik masing-masing.
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Pappiloma Virus (HPV). Virus ini sebagian besar menular lewat hubungan seksual, namun pada kasus yang jarang, bisa juga terinfeksi karena pola hidup yang kurang bersih. Gejalanya disertai keputihan, sedangkan kanker ovarium dan kanker rahim tidak.
"HPV ada bermacam jenis. HPV 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70 % kasus kanker serviks di dunia. Sedangkan HPV 6 dan 11 adalah penyebab utama kutil kelamin," terang dr Laila.
Untuk menangkal terjadinya kanker serviks, sejak tahun 2006 sudah ditemukan vaksin terhadap HPV penyebab kanker serviks, yaitu HPV 16 dan 18. Sedangkan vaksin untuk HPV jenis lainnya sedang dalam tahap penelitian. Vaksin ini hanya bekerja efektif jika tubuh belum terinfeksi virus.
Sayangnya, infeksi HPV seringkali tidak menimbulkan gejala dan baru menyebabkan kanker setelah 10 - 17 tahun kemudian. Ketika terdeteksi pun seringkali sudah memasuki stadium lanjut yang lebih sulit diobati. Oleh karena itu, pemberian vaksin idealnya dilakukan ketika wanita belum aktif secara seksual.
"Sampai usia 50 tahun, 8 dari 10 perempuan pernah terinfeksi HPV genital," ungkap dr Laila.